Perubahan gaya hidup yang lebih produktif kini tengah menjadi kecenderungan di tengah masyarakat, terlebih di kalangan anak muda yang tengah merintis karier. Mereka berusaha untuk menghasilkan pendapatan yang lebih banyak untuk mewujudkan impiannya.
Namun, pendapatan besar bisa lenyap begitu saja jika Anda tidak mengelolanya. Salah satu cara mengelola keuangan dengan bijak adalah dengan cara menginvestasikannya. Pandangan lama bahwa investasi itu sulit dan repot sudah tidak lagi relevan, pasalnya kini Anda dapat dengan mudah melakukan investasi melalui ponsel yang dimiliki.
Tujuan berinvestasi memang sangat beragam dan bergantung pada kebutuhan sang investor. Walaupun pada umumnya memang mencari keuntungan, tetapi tidak menutup kemungkinan Anda akan mengalami kerugian. Oleh karena itu, sebagai investor pemula simak 5 tips berikut agar Anda salah langkah dalam berinvestasi.
Pada umumnya, investasi menjadi topik yang rumit untuk dipahami bagi sebagian orang awam. Apalagi jika harus mempelajari dan memahami konsep berinvestasi dari awal. Berinvestasi bukanlah suatu cara yang dapat mengubah kondisi finansial Anda secara mendadak, melainkan terdapat pengetahuan, proses, dan waktu hingga menghasilkan keuntungan.
Investasi secara definisi berarti aktivitas menanamkan uang atau modal pada instrumen tertentu dan dalam jangka waktu tertentu diharapkan dapat menghasilkan keuntungan. Contoh sederhana, Anda berinvestasi Rp100.000 dengan bunga 10% per tahun. Maka nominal tersebut akan mendapat keuntungan Rp10.000 dan nilai investasi Anda menjadi Rp.110.000 di tahun depan.
Nilai investasi yang terus meningkat dikarenakan adanya bunga majemuk. Biasanya orang akan menghindari bunga bank, tetapi tidak dengan bunga majemuk ini yang justru dapat menghasilkan keuntungan. Melanjutkan contoh di atas, pada tahun selanjutnya dasar penghasilan bunga bukan lagi Rp100.000, melainkan Rp110.000. Dengan demikian, nilai investasi terus bertumbuh menjadi Rp.121.000 di tahun kedua.
2. Menentukan Tujuan yang Jelas
Selanjutnya, sebelum memulai investasi kita harus menentukan tujuan yang ingin dicapai. Jika Anda memilih untuk membuat daftar tujuan, tentu hal ini menjadi lebih baik karena Anda akan termotivasi dan dapat melacak perkembangannya.
Saat ini masih banyak kita temukan orang yang belum bersedia untuk menginvestasikan sebagian pendapatan mereka. Padahal, dengan berinvestasi kita juga dapat mewujudkan impian seperti menikah pada usia muda, membeli kendaraan, liburan bersama keluarga tercinta, hingga mempersiapkan dana darurat.
Pada daftar tujuan yang telah dibuat, Anda dapat menambahkan target waktu yang telah disesuaikan dengan kemampuan. Target waktu juga bisa dibagi atas tiga, yaitu jangka pendek (kurang dari 3 tahun), jangka menengah (3-5 tahun), dan jangka panjang (lebih dari 5 tahun).
Tujuan berinvestasi tidak akan tercapai begitu saja, diperlukan komitmen yang kuat dari diri sendiri. Jika tidak mempunyai tujuan yang jelas, maka kita dapat kehilangan motivasi serta tidak konsisten dalam berinvestasi.
3. Menyesuaikan Profil Risiko
Pada tahapan pemula ada hal lain yang perlu diperhitungkan selain tujuan dan jangka waktu investasi, yaitu profil risiko. Profil risiko merupakan tingkat kemampuan seorang investor menerima risiko yang mungkin terjadi dalam berinvestasi. Tingkat risikonya pun berbeda pada setiap instrumen investasi yang dipilih. Itulah mengapa penting bagi seorang investor untuk mengetahui profil risikonya.
Terdapat 3 jenis profil risiko yang dimulai dari konservatif, moderat, dan agresif. Konservatif cenderung merupakan investor yang minim toleransi terhadap risiko investasi. Maka tipe instrumen investasi yang cocok adalah yang memiliki karakter stabil dengan risiko rendah. Namun, perlu diingat keuntungan yang akan diperoleh juga rendah.
Profil risiko moderat adalah tipe investor yang mulai berani untuk menaikkan tingkat toleransinya terhadap risiko. Ketika terjadi penurunan nilai atau kerugian mereka mampu menerimanya dan mendiversifikasikan investasinya yang bertujuan untuk meminimalisir kerugian.
Sedangkan investor yang sangat siap dengan segala risiko dalam berinvestasi tergolong kepada profil risiko agresif. Tipe investor seperti ini selalu melihat peluang kapan untuk membeli dan menjual sahamnya. Pada umumnya, investor agresif memang sudah mempersiapkan modal khusus dan tujuan finansial yang spesifik untuk berinvestasi.
Ada beberapa faktor yang menentukan tingkatan risiko dalam berinvestasi seperti suku bunga, kondisi pasar, likuiditas, nilai mata uang, hingga kondisi suatu negara. Misalnya saja, terjadi perubahan suku bunga yang akan berdampak dalam pendapatan investasi. Oleh karena itu, investor pemula juga perlu mempelajari faktor risiko di dunia investasi.
4. Alokasikan Dana Investasi
Setelah Anda memahami dan mempersiapkan hal di atas, kini saatnya untuk memperhitungkan alokasi dana investasi dan jangka waktu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hitunglah berapa pengeluaran Anda selama sebulan yang meliputi kebutuhan pokok seperti uang makan, sewa tempat tinggal, transportasi, dan lainnya. Kemudian kurangi dengan jumlah pendapatan yang Anda miliki sehingga Anda mengetahui berapa uang yang dapat dialokasikan untuk berinvestasi.
Alternatif lainnya Anda bisa menggunakan metode 50:30:20. Di mana rumusnya adalah 50% untuk kebutuhan sehari-hari, 30% untuk keinginan dan bayar tagihan, sementara 20% terakhir untuk berinvestasi.
5. Disiplin dalam Berinvestasi
Setelah memulai berinvestasi, Anda memerlukan strategi tepat yang telah disesuaikan dengan profil. Jangan terlalu khawatir dengan banyaknya strategi yang ada saat ini. Anda bisa menggunakan strategi Dollar Cost Average (DCA) atau dikenal sebagai cara berinvestasi secara berkala pada rentang waktu tertentu.
Dengan menggunakan strategi DCA, investor pemula tidak perlu repot memantau pergerakan pasar. Misalnya, rutin berinvestasi satu kali sebulan selama tiga tahun dan akan mendapatkan keuntungan rata-rata bunga tahunan.
Konsisten dalam berinvestasi juga menjadi kunci yang utama jika Anda ingin mencapai tujuan. Disarankan untuk membiasakan investasi setelah gaji bulanan diterima agar dana yang telah disiapkan tidak digunakan untuk keperluan yang lain.
Demikian artikel mengenai 5 tips investasi untuk investor pemula. Jangan lupa luangkan waktu untuk tetap memperluas wawasan seputar investasi agar mendapatkan keuntungan. Semoga bermanfaat!